Iklan Tengah Artikel 1

Benteng Rotterdam Sebagai Penangkal Covid-19 Di Makasar

Benteng Rotterdam Sebagai Penangkal Covid-19 Di Makasar 

Bisniskitabisnisonlinesejarah

Tepat di tepi pantai sebelah barat Kota Makassar, berdiri sebuah benteng yang bernama Fort Rotterdam. Tak hanya menjadi saksi perang antara Kerajaan Gowa melawan VOC Belanda, benteng ini juga menjadi saksi bisu wabah penyakit di zaman itu.

Bisniskitabisnisonlinesejarah
Fort Rotterdam ialah benteng milik kerajaan Gowa yang dibangun pada tahun 1545 di era pemerintahan Raja Gowa ke-10 I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung yang bergelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Padamasa pemerintahan Sultan Hasanuddin benteng ini difungsikan sebagai pusat basis pertahanan dan persiapan perang dan membasuh panji-panji Kerajaan Gowa dengan darah dalam rangka menghadapi armada VOC, ujar Sejarawan.

Benteng ini kemudian menjadi saksi bisu Perang Makassar yang berlangsung dari tahun 1660 hingga 1669 antara VOC Belanda dengan Kerajaan Gowa. Banyak korban berjatuhan baik dari pihak Belanda maupun Kerajaan Gowa.
Di akhir Perang Makassar Benteng Roterdam hancur, rumah raja dalam benteng tersebut juga hancur. Kekalahan ini memaksa kerajaan Gowa menandatangani perjanjian Bongaya di 18 November 1667.
VOC Belanda yang menguasai Rotterdam dari Perang Makassar mengubah benteng tersebut menjadi gaya arsitektur Eropa. VOC Belanda juga menjadikan benteng tersebut sebagai pusat pertahanan dan perekonomian.
Benteng Ujung Pandang berfungsi sebagai markas komando pertahanan, pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pemukiman pejabat-pejabat Belanda serta tahanan bagi penentang Belanda, seperti Pangeran Diponegoro salah satu pahlawan nasional Indonesia yang diasingkan di dalam Benteng Ujung Pandang pada tahun 1834-1855. Bangunan yang juga disebut Benteng Jumpandang itu dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa ’risi’ Kallonna. Semula, Kerajaan Gowa-Tallo memiliki 17 buah benteng, tetapi Benteng Jumpandang yang paling megah. Dalam catatan sejarah, benteng ini pernah hancur akibat penyerbuan Belanda ke Kerajaan Gowa. Sebab, mereka ingin menguasai jalur perdagangan rempah-rempah. Usai satu tahun digempur secara terus menerus oleh Belanda, Kerajaan Gowa-Tallo kalah. Pada 18 November 1667, mereka meneken Perjanjian Bongaya, di mana salah satu poinnya berisi penyerahan benteng ini kepada pasukan Belanda. Di tangan mereka, nama benteng diubah menjadi Fort Rotterdam. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Cornelis Janzoon Speelman kemudian mengubah namanya menjadi Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Dulu, benteng tersebut digunakan oleh penjajah untuk menampung rempah-rempah di area Indonesia bagian timur.

Begitu melangkahkan kaki untuk memasuki benteng, Anda diharuskan mengisi buku tamu dan tujuan kunjungan di sebelah kiri pintu masuk. Kemudian, Anda dapat melihat bangunan sejarah yang masih kokoh hingga saat ini.

0 Response to "Benteng Rotterdam Sebagai Penangkal Covid-19 Di Makasar"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel