Kondisi Arab Pasca Reformasi Aqidah
Sejarah Kondisi Arab Pasca Reformasi Aqidah
Makkah menduduki posisi yang aman, jauh dari perselisihan dua imperium superpower, namun senantiasa berhubungan dalam perdagangan; baik dengan Byzantium, Persia, Abisinia. Para saudagar Makkah mengenal baik karakter masing - masing dan dapat dengan baik membina hubungan.
Makkah juga jauh dari pengaruh kerajaan - kerajaan tetangga, Lakhm, Ghassan, Yaman yang telah terkontaminasi baik dalam bahasa atau kebudayaan. Makkah memiliki karakter Arab murni.
Ciri Arab murni ini telah banyak yang rusak dan bercampur di wilayah yang lain. Oleh karenanya, Makkah pantas untuk membawa bendera kebangkitan Arabia. Selain itu, di Makkah berdiri Bait'l-Haram; bangunan Ibrahim as, sementara suku Quraisy dapat menunjukan pelayanannya atas para peziarah dengan baik. Menjamu, mendirikan pasar umum, yang pada musim tertentu, bangsa Arab tumplek ditempat ini. Untuk melakukan ritual agama, untuk berdagang. Untuk urusan politik, bisnis dan sosial. Ini menjadi kesempatan untuk menampung semua pemikiran dan memecahkan masalah, dan menjadi sarana untuk membangkitkan rasa sesama bangsa. Di tanah suci, di bulan suci - Muharra, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah ; saat semua dilarang perang dan dilarang menumpahkan darah.
Makkah, kemudian dikenal sebagai pusat kebudayaan Arabia. Sastra Makkah jahilyyah dapat dipahami oleh berbagai suku, mesti berbeda - beda lahjah-nya. Dengan bukti syair - syiarnya dapat dimengerti semua kalangan bangsa Arab; baik Utara maupun Selatan. Juga masih terjaga nasabnya. Mereka adalah marga - marga yang disatukan dengan hubungan darah dan kerabat. Bangsa Arab dengan perbedaan marg, baik Qahtan, Mudlor, Rubai'ah , rasa kesatuan dan kekerabatan tidak melema. Mereka seperti anak - anak dari moyang yang telah berlainan rumah.
Atas dasar kesatuan bahasa dan etnis ini, Islam dibangun, sedikit demi sedikit sampai mereka menyatu secara keseluruhan. Islam menata dengan tatanan baru, baik dari sudut agama, ekonomi, sosial dan politik.
cerita sejarah bangsa Arab pasca Reformasi Aqidah dimana Arab adalah bangsa kerajaan yang adil dan makmur.
Demikian artikel saya tulis semoga bermanfaat bagi kita semua sebagai wawasan mengenai sejarah
Makkah juga jauh dari pengaruh kerajaan - kerajaan tetangga, Lakhm, Ghassan, Yaman yang telah terkontaminasi baik dalam bahasa atau kebudayaan. Makkah memiliki karakter Arab murni.
Ciri Arab murni ini telah banyak yang rusak dan bercampur di wilayah yang lain. Oleh karenanya, Makkah pantas untuk membawa bendera kebangkitan Arabia. Selain itu, di Makkah berdiri Bait'l-Haram; bangunan Ibrahim as, sementara suku Quraisy dapat menunjukan pelayanannya atas para peziarah dengan baik. Menjamu, mendirikan pasar umum, yang pada musim tertentu, bangsa Arab tumplek ditempat ini. Untuk melakukan ritual agama, untuk berdagang. Untuk urusan politik, bisnis dan sosial. Ini menjadi kesempatan untuk menampung semua pemikiran dan memecahkan masalah, dan menjadi sarana untuk membangkitkan rasa sesama bangsa. Di tanah suci, di bulan suci - Muharra, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah ; saat semua dilarang perang dan dilarang menumpahkan darah.
Makkah, kemudian dikenal sebagai pusat kebudayaan Arabia. Sastra Makkah jahilyyah dapat dipahami oleh berbagai suku, mesti berbeda - beda lahjah-nya. Dengan bukti syair - syiarnya dapat dimengerti semua kalangan bangsa Arab; baik Utara maupun Selatan. Juga masih terjaga nasabnya. Mereka adalah marga - marga yang disatukan dengan hubungan darah dan kerabat. Bangsa Arab dengan perbedaan marg, baik Qahtan, Mudlor, Rubai'ah , rasa kesatuan dan kekerabatan tidak melema. Mereka seperti anak - anak dari moyang yang telah berlainan rumah.
Atas dasar kesatuan bahasa dan etnis ini, Islam dibangun, sedikit demi sedikit sampai mereka menyatu secara keseluruhan. Islam menata dengan tatanan baru, baik dari sudut agama, ekonomi, sosial dan politik.
cerita sejarah bangsa Arab pasca Reformasi Aqidah dimana Arab adalah bangsa kerajaan yang adil dan makmur.
Demikian artikel saya tulis semoga bermanfaat bagi kita semua sebagai wawasan mengenai sejarah
0 Response to "Kondisi Arab Pasca Reformasi Aqidah"
Post a Comment